Cara Instalasi Jaringan WAN (Wide Area Network) Lengkap

Menurut prediksi saya, Anda yang membaca artikel ini adalah siswa TKJ yang sedang mendapatkan tugas membuat artikel tentang cara instalasi jaringan WAN, apakah benar?

Jika ya, maka tepat sekali karena pada kesempatan kali ini saya juga akan membahas hal tersebut. Jadi, artikel yang saya tuliskan ini juga merupakan tugas dari guru produktif.

Adapun topik yang akan dibahas antara lain:

Walaupun diperbolehkan copy paste dari blog lain, tapi saya menyarankan untuk menulis ulang artikel yang Anda jadikan referensi. Hal ini demi menghargai orang yang sudah menulis artikel tersebut.

Baiklah langsung saja, berikut adalah artikel tugas cara instalasi WAN untuk siswa SMK jurusan TKJ.

Pengertian WAN

Jaringan WAN dan Gambarnya

WAN memiliki kepanjangan Wide Area Network, yaitu sebuah jaringan yang memiliki jangkauan luas. Jangkauan tersebut lebih luas dibandingkan dengan jaringan LAN dan MAN karena mencakup negara dan benua.

Jika disimpulkan, jaringan WAN adalah jaringan yang jangkauannya mencakup area negara dan benua. Hal penting yang harus diketahui juga adalah WAN merupakan gabungan dari jaringan LAN dan MAN.

Protocol Jaringan WAN

Jaringan WAN menggunakan protocol-protocol seperti ISDN, ATM, HDLC, PPP, DSL, X.25, dan Frame Relay. Berikut adalah penjelasan dari protocol-protocol tersebut:

1. ISDN

ISDN memiliki kepanjangan Integrated Services Digital Network, yaitu protocol komunikasi data yang digunakan untuk membawa paket data. Paket data tersebut biasanya berupa text, gambar, suara, maupun video.

2. ATM

ATM memiliki kepanjangan Asynchronous Transfer Mode, protocol ini memiliki fungsi untuk cell relay informasi pada layanan seperti video, voice, dan data pada jaringan WAN.

3. HDLC

HDLC memiliki kepanjangan High Level Data Link Control, protocol ini memiliki fungsi untuk menetapkan metode enkapsulasi paket data pada synchronous serial.

4. PPP

PPP memiliki kepanjangan Point to Point Protocol, protocol ini memiliki fungsi untuk komunikasi asynchronous serial maupun synchronous serial.

5. DSL

DSL memiliki kepanjangan Digital Subscriber Line, yaitu sebuah teknologi yang sering digunakan untuk penyedia penghantar data digital melewati kabel jaringan telepon setempat dan digunakan dalam jarak dekat.

6. X.25

Protocol X.25 memiliki fungsi untuk mendefinisikan hubungan terminal dengan jaringan paket switch.

7. Frame Relay

Frame Relay adalah protocol yang digunakan untuk mengirim data jaringan publik. Protocol ini beroperasi pada physical layer dan data link layer dari layer OSI.

Perangkat Jaringan WAN

Perangkat yang sering digunakan dalam pembentukan jaringan WAN adalah sebagai berikut:

1. Router

Router merupakan perangkat jaringan yang memiliki fungsi mengirimkan paket data melalui jaringan atau internet ke tujuannya atau yang biasa disebut dengan routing. Router digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan.

2. Modem

Modem memiliki kepanjangan Modulator Demulator, yaitu perangkat yang digunakan untuk mengkonversi sinyal digital ke sinyal analog dan sebaliknya. Modem juga bisa diartikan sebagai perangkat perantara yang menghubungkan komputer ke internet.

3. CSU/DSU

CSU/DSU memiliki kepanjangan masing-masing, CSU adalah Channel Service Unit, sedangkan DSU adalah Data Service Unit. Perangkat ini hampir mirip dengan modem, yang membedakan adalah pengiriman data dalam format digital dilakukan melalui jaringan telepon digital.

4. Communication Server

Communication Server adalah perangkat yang digunakan untuk mengkonsentrasikan komunikasi pengguna dial-in dan remote akses ke LAN. Perangkat ini juga memiliki beberapa interface analog dan digital yang mampu melayani user secara bersamaan.

Cara Instalasi WAN

Setelah memahami pengertian, protocol, serta perangkat jaringan WAN, saatnya menuju pembahasan inti yaitu cara instalasi jaringan WAN, berikut adalah detailnya:

Persiapan Alat yang Digunakan

Untuk melakukan instalasi WAN, Anda harus mempersiapkan alat-alat seperti di bawah ini:

  1. Peta Topografi dan Kompas
  2. Penggaris dan Busur Derajat
  3. Pensil dan Penghapus
  4. GPS, Altimeter, dan Klinometer
  5. Teropong dan Kaca Pantul
  6. Radio Komunikasi
  7. Orinoco PC Card, Kabel Pigtail, dan PCI/ISA Adaptor
  8. Miltimeter, Cable Tester, SWR, Tang Pemotong Kabel, Timah, dan Solder
  9. Alat Panjat, Trikbiner, Harness, Cowstail, Pulley, dan Webbing
  10. Obeng Set, Kunci Pas, Kunci Inggris, Kunci Ring, Tang Jepit, Tang Potong, Tang Buaya, Isolator Gel, Tie Rap, TBA, dan Unibell
  11. Kabel Roll, Kabel UTP, RJ45, dan Crimping Tools
  12. Software AP Manager, Driver, AP Utility Planet, Orinoco Client, Firmware dan Sistem Operasi (Win NT, Win 2000, Win 98, Win Me, Linux, FreeBSD dan utilitynya)

Melakukan Survey Lokasi

Setelah alat-alat sudah siap, saatnya melakukan survey lokasi.

  1. Pertama, silahkan tentukan koordinat letak dan kedudukan stasiun, jarak udara terhadap Base Station dengan GPS dan Kompas.
  2. Perhatikan dan berikan tanda titik potensial yang menghalangi sepanjang path (jalan).
  3. Lakukan penghitungan SOM (Self Organizing Maps), Path dan Accessories Loss, Freznel Zone, EIRP (Effective Isotropic Radiated Power), dan ketinggian antena.
  4. Perhatikan pososo dengan stasiun lain, potensi stasiun tersembunyi, over shoot, tes noise, serta interferensi.
  5. Tentukan posisi ideal tower, panjang kabel, elevasi atau posisi ketinggian, dan tentukan juga alternatif lain saat ada kesulitan ketika instalasi.
  6. Terakhir, rencanakan instalasi alternatif lain dan pemindahan posisi alat.

Pemasangan Konektor

  1. Pertama, silahkan ambil kabel coaxial dengan spesifikasi minimum RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 meter. Kemudian kuliti dengan penampang melintang, usahakan tidak ada goresan yang berlebihan karena perlambatan gelombang terletak pada permukaan kabel.
  2. Kemudian pasang konektor, lakukan dengan teliti dan perhatikan juga agar hasilnya rapi.
  3. Solder bagian ujung pin konektor, pastikan tidak terjadi short dan perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian, sehingga posisi kabel dan konektor tidak mudah bergeser.
  4. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil agar tidak terjadi kebocoran dan interfecensi.
  5. Lapisi keseluruhan konektor menggunakan alumunium foil. Lapisi juga permukaan konektor dengan isolator TBA. Agar air tidak masuk, lapisi dengan isolator dan karet.

Pembuatan POE (Power Over Ethernet)

POE digunakan untuk mengurangi kerugian losses yang disebabkan oleh pemakaian kabel dan konektor. POE dibutuhkan untuk injeksi catu daya yang dipasang di atas tower.

  1. POE dibuat menggunakan 2 buat pair Kabel UTP (satu untuk injeksi power positif dan satu untuk injeksi power negatif). Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penurunan daya akibat kabel yang loss.
  2. Tetesi dengan lilis atau isolator gel untuk menghindari short pada titik sambungan.
  3. Uji menggunakan multimeter, pastikan sudah berfungsi dengan baik.

Instalasi Antena

  1. Pertama, silahkan pasang pipa dengan metode stack atau tumpuk sampai ketinggian 1st freznel zone dengan obstructure paling dekat.
  2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strength, lalu pasang dudukan kaki dan cowstail untuk memanjat.
  3. Periksa sambungan konektor dan kabel.
  4. Arahkan antena dengan GPS dan Kompas sesuai BTS pada peta.
  5. Pasang kabel dengan rapi, jangan sampai kabel malah menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing dan dudukan antena.
  6. Pastikan kabel lurus, jangan sampai ada yang menekuk karena bisa menjadi tempat akumulasi air hujan.

Instalasi Perangkat Radio

  1. Install PC Card dan Orinoco sampai dapat dikenali oleh sistem operasi. Pastikan driver dan utilitas sudah bekerja dengan baik.
  2. Ketika melakukan instalasi perangkat radio Wireless In A Box, lakukan update firmware dan utility terlebih dahulu.
  3. Silahkan uji coba dan pastikan semua berfungsi dengan stabil mulai dari AP, Inter Building, SAI Client, SAA Ad Hoc, SAA2, Bridging, dan IP Addressing dengan antena helical.
  4. Pastikan POE berjalan dengan baik.

Pengujian Noise

  1. Pastikan semua sudah berjalan dengan baik. Jika sudah, install semua utility yang dibutuhkan dan mulailah menguji noise dengan settingan default.
  2. Saat pengujian tanpa antena, perhatikan apakah ada sinyal strength yang ditangkap. Jika ada dan terbilang good (antara 40% – 60%), atau lebih, maka stasiun tersebut melebihi EIRP dan dapat menimbulkan gangguan. Jadi, silahkan lakukan perundungan dengan operator BTS atau stasiun tersebut.
  3. Perhatikan juga tingkat noise, jika sudah lebih dari tingkat sensitifitas radio, semisal 100 dbm, maka di titik stasiun tersebut interferensinya cukup tinggi.
  4. Pastikan sinyal strength lebih dari 80%. Perhitungan kekuatan sinyal tersebut adalah 0-40% = poor, 40%-60% = good, dan 60-100% = excellent.
  5. Presentase jumlah RTO ketika melakukan ping pada kekuatan sinyal poor adalah di atas 3-7%, good antara 1-3%, dan excellent di bawah 1%. PER antara BTS dan stasiun harus seimbang.
  6. Agar stabilitas koneksi tercapai, maka sinyal strength, tingkat noise, dan PER harus seimbang.
  7. Cara lain atau cara alternatifnya adalah memindah antena ke tempat lain, memutar pointing arah BTS, atau dengan metode 3 titik atau repeater.

Perakitan Antena

  1. Pertama, silahkan rakit antena sesuai petunjuk yang sudah disertakan.
  2. Setelah itu, kencangkan semua mur, baut, konektor, maupun reflektor.
  3. Ketika perakitan, perhatikan fokus reflektor pada horn atau driven antena. Sebab, jika terdapat sedikit saja perubahan fokus, maka bisa mengakibatkan perubahan gain (db) antena.
  4. Pada tipe antena grid padabolic memiliki batang extender yang dapat mengubah titik fokus reflektor, jadi bisa diatur gain yang dibutuhkan.

Pointing Antena

  1. Pertama, silahkan pasang antena dengan polarisasi horizontal. Kemudian arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan oleh kompas dan GPS. Arah ini dianggap sebagai titik tengah arah atau center beam.
  2. Geser antena dengan jarak dan arah yang tetap, geser ke kanan atau ke kiri center beam satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi setengah spesifikasi beam width antena sisi kiri dan kanan.
  3. Berikan tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skor. Penentuan arah terbaik bisa dilakukan dengan mencari nilai rata-rata terbaik. Parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strength, noise, dan stabilitas.
  4. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis, gunakan perangkat standar radio 802.11b untuk mempermudah pointing.
  5. Saat arah dan elevasi telah tercapai, maka dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal dan vertical. Syaratnya adalah kedua titik tersebut memakai antena yang sama, yaitu antena grid parabolic dan kedua titik polarisasi antena juga harus sama.

Pengujian Koneksi Radio

  1. Pertama, silahkan coba pengujian sinyal.
  2. Seletah itu, sesuaikan nama dan channel SSID dengan identitas BTS/AP tujuan, hal yang sama juga dilakukan pada enkripsinya. Jika digunakan autentikasi MAC Address, maka AP harus didefinisikan terlebih dahulu.
  3. Jika menggunakan autentikasi Radius, pastikan settingan telah disesuaikan. Jangan lupa mencoba terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang.
  4. IP Address yang didefinisikan berperan sebagai interface utility didasarkan pada protocol SNMP, jadi tidak perlu dimasukkan pada tabel routing.
  5. Tabel routing didefinisikan pada PC router, yaitu tempat perangkat radio terpasang. Pasang Wireless In A Box yang perangkatnya dipisah dengan PC router. Masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP perangkat radio agar utility yang terpasang bisa mengidentifikasi radio.
  6. Lakukan continuous ping untuk mengetahui stabilitas koneksi dan melihat PER.
  7. Uji troughput dengan melakukan hubungan FTP dengan menggunakan FTP client ke FTP server terdekat. Idealnya, average troughput seimbang baik upload maupun download. Angka maksima troughput pada koneksi radio 1mbps sekitar 600kbps dan per TCP dengan MTU maksimal 1500 bisa sampai 40kbps.
  8. Gunakan aplikasi mass download manager. Lakukan koneksi ke FTP server terdekat untuk memaksimalkan troughput 5kbps per TCP connection, jadi bisa diaktifkan 120 sesion simultan.
  9. Mudahnya, gunakan skala lebih kecil yaitu 2 concurrent dengan troughput 5kbps dan lihat apakah troughput mencapai 5kbps. Jika sudah, maka stabilitas koneksi sudah maksimal.
  10. Setiap tingkat pembebanan, perhatikan apakat RRP ping juga meningkat. Jika angkanya mendekati 100ms, maka normal.

Nah, itulah artikel tentang cara instalasi WAN. Silahkan jadikan artikel ini sebagai referensi jika Anda mendapatkan tugas menulis di blog tentang jaringan WAN.

Mungkin cukup sekian artikel yang dapat saya sampaikan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan membantu Anda dalam mengerjakan tugas dari guru produktif.

Charis

Pemuda Magelang yang suka dengan komputer dan menulis blog.

Update:

Tinggalkan komentar